KONSELING REALITAS (KOREAL)
A. Pengantar
Konseling Realitas
1. Tingkah
laku manusia didorong untuk memenuhi kebutuhan dasar (baik psikologikal maupun
fisiologikal), yang sama untuk semua orang.
a. Kebutuhan fisiologikal: segala sesuatu
untuk mempertahankan keberadaan organism
b. Kebutuhan psikologikal:
1) Untuk mencintai dan dicintai
2) Untuk berguna bagi diri sendiri dan orang lain
Kedua kebutuhan psikologikal itu disatukan menjadi kebutuhan akan identitas
1) Untuk mencintai dan dicintai
2) Untuk berguna bagi diri sendiri dan orang lain
Kedua kebutuhan psikologikal itu disatukan menjadi kebutuhan akan identitas
B. Perkembangan
Kepribadian
1. Perkembangan
kepribadian:
a. Perkembangan kepribadian merupakan fungsi dari bagaimana individu belajar untuk memenuhi kebutuhannya:
1) Yang dapat memenuhi dengan baik, disebut: berfungsi secara tepat–responsible–success identity (SI)
2) Yang tidak baik disebut: berfungsi secara tidak tepat–irresponsible–failure identity (FI)
a. Perkembangan kepribadian merupakan fungsi dari bagaimana individu belajar untuk memenuhi kebutuhannya:
1) Yang dapat memenuhi dengan baik, disebut: berfungsi secara tepat–responsible–success identity (SI)
2) Yang tidak baik disebut: berfungsi secara tidak tepat–irresponsible–failure identity (FI)
a) SI berkembang melalui hubungan yang
mesra dengan orang tua yang bertanggung jawab. Orang tua ini memelihara anaknya
dengan:
- cinta
- pengajaran
- disipilin
- teladan
- cinta
- pengajaran
- disipilin
- teladan
2. Dasar
SI adalah R3
a. Right: norma-norma yang berlaku
b. Responsibility: kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pribadi tanpa mengganggu pemenuhan kebutuhan orang lain
a. Right: norma-norma yang berlaku
b. Responsibility: kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pribadi tanpa mengganggu pemenuhan kebutuhan orang lain
c. Reality: acuan nyata bagi pemenuhan
kebutuhan pribadi
Agar
seseorang dapat memenuhi kebutuhannya, maka ia harus belajar tentang
norma-norma, bertingkah laku secara bertanggung jawab, serta memahami dan mampu
mengahadapi kenyataan
C. Tingkah
Laku Salah Suai
1. Apabila
seseorang tidak mampu memenuhi kebutuhannya, ia akan kehilangan hubungan dengan
kenyataan, persepsinya terhadap kenyataan menjadi kacau
2. Sebab-sebab:
- Keterlibatan dengan orang lain secara
tidak semestinya, tidak pernah belajar bertingkah laku secara bertanggung jawab
-
Kegagalan orang tua, guru dan suasana
sekolah memenuhi kebutuhan cinta anah/siswanya
-
Kegagalan individu memperoleh hubungan
yang baik dengan orang-orang baginya amat penting
D. Tujuan
Konseling
1. Konseling merupakan tempat yang secara khusus
mengajarkan atau melatih klien apa-apa yang seharusnya dilakukan dalam
hidupnya, pengajaran atau latihan itu dilaksanakan dalam waktu yang singkat
2. Tujuan:
mengajar/melatih klien memenuhi kebutuhannya dengan menggunakan pedoman R3
E. Proses
dan Teknik Konseling
1. Keterlibatan
konselor terhadap klien sangatlah penting
2. Ciri-ciri
konselor:
a. Konselor adalah orang yang telah mampu
memenuhi kebutuhan sendiri, seorang yang responsible
b. Kuat, sabar dan tidak terburu-buru,
tidak mennyatujui begitu saja tingkah laku atau permintaan klien, tidak pernah
memaafkan tingkah laku yang tidak bertanggung jawab
c. Hangat dan sensitif (cepat tanggap),
mampu memahami tingkah laku klien
d. Mampu membeberkan perjuangan hidupnya
sendiri kepada klien, sehingga klien tahu bahwa semua orang mampu bertindak
responsible meskipun dalam keadaan sulit
3. Konseling
realitas adalah proses yang rasional
4. Klien
harus menyadari bahwa konseling tidak mungkin membuat klien bahagia, melainkan
tingkah laku klien yang responsible, yaitu dengan menghadapi kenyataan dan
mengambil tanggung jawab atas dirinya sendiri
5. Teknik
umum (yang dapat dipakai secara fleksible oleh konselor):
a. Personal: menciptakan suasana hangat dan
penuh perhatian terhadap klien, dengan mempergunakan kata ganti: saya, anda, kita. Suasana ini
mengarah pada self-disclosing (bagi klien maupun konselor)
b. Lebih memfokuskan pada tingkah laku
sekarang daripada perasaan: bukan perasaan yang penting, melainkan apa yang
dilakukan
c. Menekankan sekarang: menekankan berfungsinya
klien sekarang, bukan masa lalu
d. Mempertimbangkan nilai: klien diajak
untuk menilai tingkah lakunya sendiri, apakah responsible,
menguntungkan/merugikan diri sendiri atau orang lain
e. Merencanakan: membuat rencana khusus
untuk mengubah tingkah laku yang tidak responsible
f. Pengukuran: pengukuran hasrat atas
rencana pengubahan tingkah laku
g. Tidak ada maaf: apabila rencana yang
dibuat itu tidak terlaksana atau tidak membuahkan hasil, konselor tidak
bertanya mengapa, melainkan membantu klien membuat rencana selanjutnya
h. Tidak ada hukuman: konselor tidak
menghukum, sebab menghukum akan memperkuat FI. Dalam hal itu konselor
memberikan kesempatan kepada klien merasakan akibat dari tingkah lakunya yang
salah.
Sumber:
Prayitno.
1998. Konseling Pancawaskita. Padang:
FIP IKIP Padang